Selasa, 19 April 2011

KUPERPER APRIL 2011

Baru baru ini, Seksi Kerasulan Keluarga Paroki Santo Petrus Lubuk Baja Batam menyelenggarakan Kursus Pesiapan Perkawinan (KPP/KUPERPER) di Aula. Terlibat sebagai pemberi materi antara lain: Pastor Antonius Sarto Mitakda, SVD; Pastor Aurelius Pati Soge, SVD; Bp. Thomas Suprapto; Ibu Friska; Suster Petronela, FSE bersama Dr. Anton Effendi, SPOG; Bp. Yustinus; Ibu Anna; Bp. Stefanus Leo Supriyadi dan sebagai Koordinator adalah Bp. Markus Tunggul Sitorus.

Kursus persiapan perkawinan kali agak lain dari biasanya. Selain persertanya lebih banyak, ada 47 pasang, persertanya terdiri dari calon pasangan yang akan menikah murni juga pasangan-pasangan yang telah hidup serumah layaknya suami istri namun hubungannya belum sah dan diresmikan alias pasangan kumpul kebo.

Banyaknya jumlah pasangan yang belum menikah namun telah hidup layaknya suami istri, dapat dibilang hal tersebut menunjukkan adanya titik lemah budaya dan moral masyarakat. Lebih dari itu, kontrol sosial sudah tidak berlaku dikalangan masyarakat yang mayoritas adalah perantau tersebut. Ditambah dengan situasi tempat tinggal yang boleh dibilang kumuh. Faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan turut menentukan gaya hidup yang sebenarnya merusak dan merongrong kesucian dan martabat keluarga.

Lebih dari itu, keputusan mereka untuk hidup serumah tanpa ikatan dapat menimbulkan cideranya kesamaan hak untuk hidup bahagia. Contohnya: dari antara sekian banyak pasangan yang mengikuti kursus kali ini, ada satu pasangan dimana pihak perempuan telah pernah hidup serumah layaknya suami istri hingga memiliki seorang anak, berpisah begitu saja akibat pihak laki-laki kawin dengan perempuan lain, dan kini perempuan ini akan menikah dengan laki-laki lain. Korbanya adalah anak yang telah dilahirkannya, kini harus jauh dan terpisah dari orang tua, karena diungsikan jauh ke kampung halaman.

bagaimana dengan para generasi muda yang seasal, sedaerah. Apakah mereka akan mengikuti jejak para orang tua tetangga mereka yang telah memilih hidup tanpa ikatan terlebih dahulu? Akankah mereka mencontoh jejak tersebut? Sampai kapan hal itu terus terjadi???