Sabtu, 14 Maret 2009

BURUNG PIPIT YANG KECIL



Burung Pipit yang kecil
Dikasihi Tuhan
Terlebih diriku, dikasihi Tuhan

Bunga bakung di landang
Diberi keindahan
Terlebih diriku, dikasihi Tuhan.

Jumat, 06 Maret 2009

PERKAWINAN BEDA AGAMA

Banyak pendapat tentang perkawinan campur beda gereja maupun beda agama. Ada yang setuju dan mendukung ada juga yang kontra.

berikut beberapa pendapat saudara yang termuat dalam Majalah Mingguan Hidup edisi No. 09 Tahun ke-63 1 Maret 2009 dalam kolom tanggapan Anda yang bertopik Susahnya kawin Campur:

  1. Perkawinan adalah persatuan dua pribadi yang berbeda. Sementara salah satu faktor pembentuk kepribadian manusia adalah ajaran moral melalui agama. Kalau agamanya berbeda, maka ajaran moralnya pasti berbeda. Jangan menambah perbedaan dalam suatu perkawinan yang merupakan suatu perjuangan hidup untuk menuju suatu persatuan. Persatuan bersama antara suami istri dan persatuan dengan Yesus Tuhan Kita.
  2. Kawin campur adalah pilihan terakhir jika upaya lain tak mungkin, kerena kawin seiman aja banyak masalah apalagi kawin campur.
  3. Di paroki saya untuk mendapatkan layanan kawin campur beda gereja, beda suku, beda agama tidaklah susah, kalau topiknya Kawin Campur itu sih tergantung masing-masing keluarga yang bersangkutan, TIDAK SEDIKIT keluarga kawin campur hidup tenteram dan damai serta rukun, dan banyak pula yang seiman tapi juga berantakan.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut, ketika pasangan yang telah menikah di Gereja Katolik atas perkawinan mereka yang campur bermaksud mencatatkan perkawinannya di Kantor Catatan Sipil, sebagai perwujudan diri yang ingin hidup sebagai warga negara yang baik dan 100%, mengalami kesulitan yang luar biasa. Pihak Kantor Catatan Sipil tidak mau mencatat perkawinan yang beda agama. Aneh, karena mereka tak memiliki dasar yang kuat dalam Undang-undang tetapi warisan penjajah tersebut masih dilestarikan. Sungguh hal itu merupakan praktek diskriminasi.

bagi rekan-rekan yang mau menikah beda agama maupun beda gereja, saya punya pandangan:

Pandangan saya ini pernah saya perdebatkan dengan petugas pencatan perkawinan di Kantor Catatan Sipil. Menurut saya yang namanya pasangan hidup, beristri maupun bersuami, dengan tegas saya katakan pilihan hidup berkeluarga, itu merupakan panggilan. Ada istilah yang sudah tidak asing lagi kita dengar bahwa "Jodoh di tangan Tuhan", jodoh itu sudah diatur oleh Tuhan. Atas pemikiran saya yang sederhana ini, saya mengambil kesimpulan sederhana. Maka perkawinan itu tidak didasarkan atas kesamaan, melainkan sudah ditentukan oleh Tuhan bahwa pasangan hidupmu si 'anu'. Maka, jelek, cantik, hitam, Jawa, Batak, Flores, Singapura,Belanda, Jerman, cacat, pendek dan sebagainya ya harus terima. Karena itu sudah ditentukan oleh Tuhan. Dan jangan takut beda, termasuk beda agama atau gereja.

Atas dasar pemikiran sederhana ini, muncul pertanyaan mendasar: "Mengapa pihak Kantor Catatan Sipil tidak bersedia mencatat perkawinan yang telah sah, karena dilaksanakan di salah satu agama yang ada di Indonesia?

Bukankah hal tersebut merupakan diskriminasi manusia? Bahkan boleh dibilang pelanggaran Hak Asasi Manusia yang ingin menjadi warga negara yang baik?

Yesus, Kau andalanku




Sebagai umat Katolik yang hendak membangun keluarga dalam iman Katolik,
hendaknya senantiasa mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi.
Maka Yesus pantas dan layak menjadi andalan kita murid-Nya
yang hendak membangun keluarga
dan sedang mempersiapkannya dengan perlahan tapi pasti.


Dengan menyisihkan waktu barang 5 sampai 10 menit setiap hari untuk berdoa Koronka.



Doa-nya sebagai berikut (pukul 15.00):

Ya Yesus, Engkau telah wafat,
namun sumber kehidupan telah memancar
bagi jiwa-jiwa dan terbukalah laut kerahiman bagi segenap dunia.
O, sumber kehidupan, Kerahiman Ilahi yang tak terselami
naungilah segenap dunia dan curahkanlah diri-Mu pada kami.
DOA UTAMA KEPADA KERAHIMAN ILAHI
Darah dan air, yang telah memancar dari hati Yesus
sebagai sumber kerahiman bagi kami,
Engkaulah andalanku !
Allah yang kudus, kudus dan berkuasa,
kudus dan kekal,
kasihanilah kami dan seluruh dunia (3x)
Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, kasihanilah kami.
KORONKA KEPADA KERAHIMAN ILAHI
Koronka dibuka dengan doa :
Bapa kami ............ (1x)
Salam Mamria ...... (1x)
Aku Percaya ......... (1x)
Pada manik "Bapa Kami", doakan doa ini:
Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu, Tubuh dan Darah,
Jiwa dan Ke-Allah Putra-Mu yang terkasih,
Tuhan kami Yesus Kristus,
sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.
Pada manik "Salam Maria" doakan doa ini:
Demi sengsara Yesus yang pedih,
Tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia. (10x).
Koronka ditutup dengan doa:
Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa,
Kudus dan Kekal, kasihanilah kami
dan seluruh dunia. (3x).
Yesus, Engkau andalanku. Sebut doa ini dalam hati dimana Anda berada
dan dalam situasi apa pun. Percaya Yesus akan menyelamatkan Anda dalam
kesulitan yang bagi manusia mustahil.

Kamis, 05 Maret 2009

Persiapan Perkawinan Katolik

Persiapan Perkawinan Katolik
Paroki Santo Petrus Lubuk Baja Batam

PENDAFTARAN PERKAWINAN
  1. Menyerahkan berkas persyaratan minimal satu bulan sebelum pelaksanan pemberkatan.
    Tanggal pelaksanaan perkawinan dibicarakan/dalam kesempatan kanonik dengan pastor.
    Telah mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan yang dibuktikan dengan dimilikinya Sartifikat KPP.
  2. Dokumen persyaratan perkawinan diserahkan ke Sekretariat Paroki dalam keadaan lengkap; diantarannya :


Bagi calon pengantin yang beragama KATOLIK :

  1. Surat permandian TERBARU dan Status Liber, berlaku enam bulan dari tanggal pengeluaran.
  2. Surat pengantar / domisili dari ketua ke1ompok.
  3. Fotocopy KARTU DANA PERSEMBAHAN UMAT (DPU)
  4. Fotocopy KARTU KELUARGA KATOLIK
  5. SERTIFIKAT KURSUS PERSIAPAN PERKAWINAN (KPP)
  6. Photo berdampingan berwarna ukuran 4 x 6 : 2 lembar
  7. Fotocopy KTP
  8. Kartu Keluarga
  9. AKTE LAHIR
  10. Surat izin dari komandan bagi calon dari anggota Kepolisian, ABRI
  11. Surat izin dari pimpinan bagi calon dari PNS.
  12. Menghadap pastor untuk penyelidikan Kanonik PALING LAMBAT TIGA BULAN sebelum tanggal pernikahan (berkas harus lengkap).
  13. Bersedia diumumkan di Gereja sebanyak 3 kali.
    PASANGAN CAMPUR (KATOLIK - KRISTEN)


Bagi calon pengantin yang beragama KATOLIK :

  1. Surat permandian TERBARU dan Status Liber, berlaku enam bulan dari tanggal pengeluaran.
  2. Surat pengantar / domisili dari ketua ke1ompok
  3. KARTU DANA PERSEMBAHAN UMAT (DPU)
  4. Fotocopy KARTU KELUARGA KATOLIK
  5. SERTIFIKAT KURSUS PERSIAPAN PERKAWINAN (KPP)
  6. Pas Photo berdampingan berwarna ukuran 4 x 6 : 2 lembar
  7. Fotocopy KTP, Fotocopy Kartu Keluarga,Fotocopy AKTE LAHIR
  8. Surat izin dari komandan bagi calon dari anggota Kepolisian, ABRI
  9. Surat izin dari pimpinan bagi calon dari PNS
  10. Menghadap pastor untuk penyelidikan Kanonik PALING LAMBAT TIGA BULAN sebelum tanggal pernikahan (berkas harus lengkap).
  11. Bersedia diumumkan di Gereja sebanyak 3 kali.

Bagi calon pengantin yang beragama Kristen :

  1. Fotocopy surat permandian dari gereja yang bersangkutan.
    Surat keterangan dua orang saksi, bahwa calon pengantin belum menikah (di atas meterai 6.000,-)
  2. Surat pernyataan dari orang tua / wali yang menyatakan bahwa mengizinkan calon pengantin menikah secara Katolik (diatas meterai 6.000,-)
  3. Surat pernyataan dari calon, bahwa calon pengantin bersedia diberkati secara katolik (di atas meterai 6.000,-)


Untuk pasangan campur beda agama (Katolik-Islam/Budha/Hindu) sama dengan pasangan campur beda Gereja hanya tanpa fotocopy surat permandian Kristen.

PERSIAPAN PERKAWINAN

  1. Penyelidikan kanonik dilaksanakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pelaksanaan perkawinan dengan syarat dokumen-dokumen sudah lengkap.
  2. Waktu dan pelaksanaan untuk penyelidikan kanonik dibicarakan langsung dengan pastor yang akan menyelidiki (Pastor Wilayah).
  3. Untuk mendapatkan status Liber (status Bebas) bagi calon mempelai non-katolik dibutuhkan 2 (dua) orang saksi yang tahu dengan sesungguhnya bahwa calon non-katolik tersebut belum pernah menikah dan tidak sedang terkena halangan ikatan nikah atau halangan-halangan perkawinan lainnya.

Penyelidikan Kanonik dilaksanakan:

 Pasangan Katolik, kanonik diprioritaskan di Paroki pihak perempuan.

 Pasangan Campur otomatis dipihak Katolik.

Buku liturgi perkawinan dibicarakan / dikonsultasikan dengan pastor yang akan memberkati.
Gereja belum mengurusi catatan sipil tetapi Sekretariat Paroki bisa membantu untuk pengurusan.

INFORMASI PENTING
Jam perkawinan di Gereja Santo Petrus Lubuk Baja Batam adalah sebagai berikut:
Hari Senin s/d Sabtu antara pukul 08.00 s/d 17.00 WIB
sesuai dengan intruksi Bapa Uskup Pangkalpinang, Hari Minggu tidak diperbolehkan.
Gereja tidak menyiapkan bunga khusus untuk perkawinan; rangkaian bunga dari petugas perangkai di gereja adalah standar untuk Misa.
Sekretariat paroki bisa membantu menyediakan florist kalau dibutuhkan, dan bunga Altar yang sudah dipersembahkan di Gereja tidak boleh dibawa pulang.
Sumbangan untuk Gereja adalah: Stipendium/Iura stolae diserahkan langsung kepada Pastor yang memberkati perkawinan. Sumbangan untuk listrik dan prasarana Gereja diserahkan melalui Sekretariat paroki.

DOKUMEN UNTUK CATATAN SIPIL

  1. foto Copy surat nikah gereja
  2. Foto Copy Akte Kelahiran
  3. Foto Copy KTP
  4. Foto Copy Kartu Keluarga
  5. Surat Pengantar menikah dari Kelurahan
  6. Pas Foto gandeng ukuran 4×6 sebanyak 4 lembar
  7. Fotocopy KTP Saksi
  8. Biaya Rp. 350.000,-
  9. IC dan Paspor untuk WNA
    Surat pengakuan Status Liber dari negara asal

adapun seandainya ada hal yang kurang jelas bisa ditanyakan langsugn ke Sekretariat Paroki Santo Petrus Jl. Anggrek No. 1 Blok II Lubuk Baja Batam Telp. (0778) 457755 Fax. (0778) 451170. E-mail : paroki_santopetrus@yahoo.com

Rabu, 04 Maret 2009

HUBUNGI SAYA



Jika Anda merasa ada sesuatu yang kurang jelas,
Anda dapat menghubungi kami:

Yustinus Joko Kristiono
d/a. Gereja Katolik St. Petrus
Jl. Anggrek No. 1 Blok II
Lubuk Baja - Batam 29432
Telp (0778) 457755; Fax (0778) 451170
HP: 085264975519 / (0778) 7293178


Selasa, 03 Maret 2009

PASTORAL KELUARGA: MAKSUD & TUJUAN KPP


Dalam Pendahuluan ini diuraikan pentingnya mengikuti kursus dan maksud serta tujuan kursus persiapan perkawinan.

A. PENTINGNYA MENGIKUTI KURSUS

Dasar pemikiran yang mendorong diadakannya kursus persiapan perkawinan antara lain:

1. Alasan Praktis

  1. Sampai saat ini, persiapan perkawinan di berbagai tempat masih diserahkan kepada pastor paroki setempat dengan kursus kilat. Waktu yang tersedia sa­ngat pendek dan tidak ada kesamaan waktu yang tersedia.
  2. Dalam kursus perkawinan, tidak jarang, seorang pastor terpaksa merangkap tugas sebagai ekonom, psikolog, dokter, dan moralis sekaligus, yang kadang-­kadang bukan kompetensinya.
  3. Di lain pihak bagi para calon yang berkepentingan, hal itu tidak menguntung­kan sebab bekal yang mereka perlukan untuk hidup berkeluarga bukan hanya moral dan teologi perkawinan, melainkan juga hal-hal praktis, seperti kesehat­an, ekonomi rumah tangga, psikologi, psikologi perkembangan anak, komunikasi suami-istri, pendidikan anak, dsb.

2. Alasan Sosial

  1. Kenyataan menunjukkan bahwa beberapa keluarga mengalami kesulitan yang disebabkan karena kurang persiapan dalam perkawinan.
  2. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak calon pasangan suami istri terpaksa cepat-cepat melangsungkan perkawinan tanpa bimbingan yang memadai dan menyeluruh.
  3. Urusan perkawinan bukan hanya urusan perseorangan, melainkan juga urus­an masyarakat (sosial) dan Gereja.

3. Alasan Pastoral

  1. Kanon (1063) - Para gembala umat wajib mengusahakan agar komunitas gerejawi masing-masing memberikan bantuan kepada umat beriman Kristiani, supaya hidup perkawinan dipelihara dalam semangat kris­tiani serta berkembang dalam kesempumaan. Bantuan itu terutama harus diberikan: (§1) dengan khotbah, katekese yang disesuaikan bagi anak-anak, kaum muda serta dewasa, juga dengan menggunakan alat-alat komu­nikasi sosial, agar dengan itu umat beriman mendapat pengajaran mengenai makna perkawinan kristiani serta mengenai tugas suami steri dan orangtua kristiani; (§2) dengan persiapan pribadi untuk menikah, supaya dengan itu mempelai disiapkan untuk kesucian dan tugas-tugas kedudukannnya yang baru.
  2. Keluarga yang baik perlu dipersiapkan lama sebab keluarga yang baik adalah faktor utama untuk keselamatan (kesejahteraan), baik pribadi, masyarakat, maupun Gereja.
  3. Pengertian mengenai martabat perkawinan dan hidup berkeluarga harus jelas bagi muda-mudi, lebih-lebih diera globalisasi yang diwarnai oleh media masa yang begitu kuat pengaruhnya, antara lain : radio, TV, film, majalah, dsb.
  4. Persiapan perkawinan yang efektif menuntut waktu, metode (cara), dan kerja sama dari berbagai bidang yang terkait.

B. TUJUAN KURSUS PERKAWINAN

Mempersiapkan muda-mudi yang akan menikah/hidup berkeluarga dalam bentuk kursus perkawinan (penyadaran dan pemberdayaan) antara lain: kristiani.

  • Sebagai langkah persiapan bagi muda-mudi untuk hidup berkeluarga yang baik dan suatu usaha memberikan bekal dalam hidup keluarga Katolik.
  • Melengkapi kebutuhan mereka dalam pengetahuan teologi, psikologi, hukum, moral, seksualitas, kesehatan, ekonomi, dan pengetahuan lainnya,
  • Yang berkaitan erat dengan hidup berkeluarga. memberikan pegangan bagi mereka untuk mengambil tindakan dan mengatur hidupnya sendiri menurut azas dan moral.
    Memberikan penjelasan bagi mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah perkawinan dan masalah keluarga di paroki.
    Menanamkan benih panggilan kristiani melalui keluarga-keluarga.

C. RELEVANSI KURSUS DI MASYARAKAT

Sebagai tanggapan terhadap kebutuhan masyarakat dan Gereja.

  1. Kursus ini merupakan pelayanan terhadap masyarakat dan tanggung jawab sebagian dari soal-soal/situasi masyarakat dan Gereja.
  2. Kursus semacam ini justru memperluas pandangan kristiani mengenai perkawinan dan keluarga.
  3. Kursus pembinaan persiapan berkeluarga merupakan harapan, baik Gereja maupun masyarakat, demi tercapainya keluarga bahagia
    Sebagai pembaruan terhadap pastoral perkawinan. Dalam persiapan dan pem­binaan perkawinan, aspek keutamaan mulai diperhatikan melalui semua yang terkait dalam persiapan.
    Sebagai biro konsultasi perkawinan yang jarang ada di masyarakat.

D. PENTINGNYA PERSIAPAN PERKAWINAN

Keluarga yang baik perlu dipersiapkan lama.
Kursus persiapan perkawinan itu sangat penting karena keadaan keluarga yang baik adalah faktor mutlak untuk tercapainya keselamatan (kesejahteraan), baik bagi orang perorangan, masyarakat umum, maupun Gereja (bdk. GS 47). Artinya, nilai-nilai hidup berkeluarga yang menjiwai keluarga akan terpantul keluar dan akan menentukan pandangan hidup selanjutnya.
Pengertian mengenai martabat perkawinan (keluarga) harus jelas bagi muda-mudi. Kebutuhan akan persiapan yang teratur dan terperinci sungguh-sungguh dirasa­kan dewasa ini, baik oleh muda-mudi sendiri maupun oleh pimpinan Gereja, lebih-­lebih karena adanya gejala-gejala negatif masyarakat yang mengaburkan martabat perkawinan dan adanya perubahan nilai-nilai (bdk. GS 46 dan 47).
Segala upaya diberikan dalam persiapan.
Dewasa ini, susunan dan struktur keluarga sedang mengalami perubahan yang mendalam maka kita harus menggunakan segala upaya (pandangan yang jelas dan sehat) untuk menciptakan suasana yang lebih memuaskan.

Kalau kita menggunakan kesempatan sekarang ini dengan baik, kita dapat menunjukkan "persekutuan cinta" yang merupakan sumber terbaik untuk kehi­dupan manusiawi yang baru, yaitu anak-anak. Oleh karena itu, persiapan dapat dibedakan:

  • persiapan jangka panjang, suasana keluarga yang sehat, pendidikan di sekolah, lingkungan pergaulan, kegiatan sosial, ketrampilan, dan lain-lain.
  • persiapan jangka pendek, khusus bagi muda-mudi yang akan menghadapi kehidupan berkeluarga (per­kawinan), seperti yang diberikan pada saat kursus.

Dengan melihat betapa pentingnya kursus perkawinan bagi kehidupan pasangan suami-istri, di beberapa paroki, kursus perkawinan sebagai sarana mendapatkan pema­haman minimal mengenai perkawinan Katolik menjadi syarat wajib untuk memasuki jenjang perkawinan. Namun, kursus hidup berkeluarga ini perlu dihayati bukan sebagai kewajiban atau syarat semata, tetapi sebagai suatu rekoleksi dan permenungan yang sederhana untuk mempersiapkan diri lebih baik dan memantapkan niat memasuki jen­jang perkawinan.

Bagi Anda yang ingin memahami lebih jauh tentang Ajaran Gereja Katolik tentang Perkawinan silahkan klik di http://kuperper.blogspot.com/2009/02/ajaran-gereja-katolik.html. Dan tidak kalah pentingnya adalah biaya-biaya. Disini saya menyertakan biaya & syarat untuk urusan Pencatatan Perkawinan di Kantor Catatan Sipil untuk Kota Batam : http://kuperper.blogspot.com/2009/02/biaya-syarat-pengurusan-akta-perkawinan.html.